elexmediacomputindo |
Diambil dari buku "Who
Moved My Cheese?" Karya Spencer Jhonson.
Kesuksesan masa lampau tidak akan ada artinya, jika kita berhenti dalam
berinovasi, berkarya dan berusaha. Itulah sedikit penggalan makna
dari buku Who Moved My Cheese? yang dikarang oleh Spancer Jhonson. Bagi
khalayak luas yang suka membaca buku, tentunya tidak asing jika mendengar sosok
Spancer Jhonson. Beliau merupakan salah satu penulis buku terlaris versi
New York Times dan sekaligus pemikir ulung internasional dalam hal menyelesaikan
berbagai permasalahan menjadi lebih praktis dan mudah diselsaikan.
Buku Who Moved My Cheese? Adalah sebuah buku yang
menceritakan sebuah perumpamaan sederhana yang mengungkap kebenaran
sesungguhnya tentang perubahan. Penyajian kisahnya sederhana dan mudah
dipahami, sehingga dapat dianalogikan pada pengalaman empiris masing-masing
pembaca.
Dalam kisah nya, buku ini menceritakan tentang cara pandang dua
ekor tikus dan dua ekor kurcaci yang sangat berbeda dalam bertahan hidup untuk
mendapatkan sepotong keju pada sebuah labirin. Dimana 2 ekor
tikus yakni Sniff (peng-endus) dan Scurry (pe-lacak) memiliki
pemikiran seperti hewan pengerat lainnya yang sangat sederhana untuk
mendapatkan kembali kejunya, dimana ketika kejunya habis dia akan tetap mencari
sampai dapat. Berbeda dengan Hem (kaku) dan Haw (aman) layaknya
manusia yang dibekali oleh fikiran dan emosi yang kompleks, sehingga terkadang
sulit menerima keadaan. Dimana ketika persediaan kejunya habis dia mengeluh
bahkan saling menyalahkan, Siapa yang memindah kejunya? Kenapa tidak ada
kejunya? Siapa yang menghabiskan?, mereka berdua hanya fokus pada
permasalahan bukan pada solusi.
Perumpamaan Cheese (Keju) melambangkan hal hal yang kita kehendaki
dalam hidup, bisa berupa pekerjaan, hubungan, uang, kekayaan, kesehatan,
ketenangan dll. Sedangkan Labirin adalah tempat dimana kita mencari apa
yang hendak kita capai atau inginkan, bisa tempat kerja/kantor, rumah, keluarga
atau lingkungan masyarakat disekitar.
Inspirasisukses "youtube" |
Pada perjalanan kisahnya ketika stok keju sudah habis disinilah perjalanan
hidup pada labirin dimulai, dua ekor tikus Sniff dan Scurry mulai mencari
kepingan keju dan station keju lain pada labirin, dan ternyata mereka
berdua lebih mudah menemukan keju lagi dengan menggunakan metode Trial and
Error, Sniff mengendus tiap lorong dan mencari jalan yang menuju arah station
keju dan Scurry berlari mengeksekusi untuk memastikan lorong tersebut apakah
terdapat keju disana, meskipun mereka kerap kali menemukan lorong yang salah,
mereka berdua pun akan kembali mencari di lorong selanjutnya hingga menemukan
kejunya. Berbeda dengan Hem dan Haw yang memiliki karakter seperti manusia pada
umumnya yang dibekali pikiran dan emosional justru disinilah permasalahannya,
ketika keju mulai habis mereka cenderung saling menyalahkan, who moved my
cheese? Siapa yang menghabiskannya?, pasti ada yang memindahkan? Ataukah
ada yang menyembunyikan?. Mereka tidak percaya dengan keadaan yang terjadi,
sulit bertindak dan masih terbayang kesuksesan dan kenyamanan keju yang
terdahulu. Namun pada perjalannanya Haw pun menyadari akan kesalahan yg dilakukan,
banyak mengeluh, susah Move On dan Haw menertawakan akan kebodohan
dirinya, dan Haw berfikir untuk segera
bangkit dan mencari keju lain.
Semangat Haw pun sudah menyala untuk segera mencari keju lain,
namun tidak dengan Hem yang terus mengeluh, terpuruk dengan keadaan dan
bertanya tanya kemana perginya keju miliknya. Dengan berat hati akhirnya Haw
pun berangkat sendiri mencari kepingan dan station keju yang lain, pada
perjalanannya Haw menemukan beberapa keju dengan jumlah yang sedikit lalu
dikumpulkan untuk dibagikan kepada Hem sembari mengajaknya kembali untuk
mencari keju lain. Namun jawaban yang sama didapatkan oleh Haw, Hem belum bisa
beranjak dari penyesalan akan hilangnya kejunya. Haw pun memutuskan untuk
berangkat sendiri lagi dan berharap Hem bisa berubah fikiran dan menyusul, tak
lupa Haw menuliskan beberapa kata di tiap dinding labirin yang dia lewati
berharap Hem tidak tersesat ketika menyusulnya.
Sampai pada penghujung perjalanan, Haw pun akhirnya menemukan station
keju yang dia dambakan, penuh dengan berbagai jenis keju dengan jumlah yang
banyak. Disalah satu sudut Haw melihat sosok Sniff dan Scurry yang sudah
menikmati lebih dahulu keju pada station tersebut. Mereka bertiga
akhirnya menikmati bersama keju tersebut sambil berharap Hem akan segera
menyusul. Haw berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengulangi lagi
kesalahannya pada station keju yang lama, kali ini Haw sealu mengontrol dan memeriksa
tiap keju yang ada, memastikan kesegaran dan jumlah persediannya.
* *
* SELESAI * * *
officebevaria.de |
Dalam kisah buku Who Moved My Cheese? Yang berusaha kami
ulas singkat terdapat banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan. Karakter tokoh
yang digambarkan Sniff, Scurry, Hem dan Haw merupakan perwujudan
karakter manusia pada umumnya ketika menghadapi adanya sebuah perubahan, baik
dalam diri atau lingkungan. Sniff yang pandai mengendus adanya sebuah
tanda-tanda akan terus berusaha mencari, dan Scarry akan berlari untuk
mengeksekusi dan memastikan keberadaan yag ada. Sedang Hem yang terjebak pada
kejayaan masa lalu cenderung diam dan penuh penyesalan, berbeda dengan Haw yang
bergegas bangkit dari keterpurukan untuk tetap melangkah mencari apa yang
dituju.
Kisah tersebut bisa kita refleksikan pada karakter masing masing dan
bagian dari evaluasi diri kita, Sniff, Scurry atau Haw, atau
bahkan kita adalah Hem? Entahlah... silahkan dinilai masing-masing. Pada
sebuah organisasi baik besar ataupun kecil pasti terdapat ke empat tokoh
tersebut dalam perjalananya, mereka semua saling melengkapi. Sniff dengan daya
endus yang kuat akan pandai melihat perkembangan terbaru yang ada, dan potensi
apa yang terjadi pada beberapa periode waktu kedepan, semua dirumuskan pada sebuah
evaluasi untuk perubahan, lalu Scarry dengan cekatan melacak dan mengeksekusi secepat
mungkin peluang yang akan terjadi. Karakter seperti Hem cenderung kaku, ibarat
jangkar kapal yang dijatuhkan pada saat berlayar, tentunya menghambat laju
sebuah kapal (organisasi) dan mereka sulit untuk berubah dan menyesuaikan diri.
Berbeda dengan Haw yang cenderung lebih menimbang dan memilah terhadap perubahan
yang terjadi, mencari maksud dan tujuan akan adanya perubahan, meskipun
cenderung lambat namun sosok ini dibutuhkan dalam menimbang dan memutuskan
sebuah tindakan sampai dia akhirnya menyakini.
PELAJARAN HIDUP DARI KISAH "Who Moved My Cheese?"
1.
Perubahan
adalah hal yang pasti – keju akan terus bergerak. Kita akan tertinggal apabila kita berhenti. Terus bergerak dan
berinovasi, seperti Bluebird yang berbenah diri dari gempuran taksi online dan
digitalisasi.
2.
Perhatikan
Perubahan – Cium kejumu sesering mungkin agar kamu tahu bila kejumu sudah tua. Seperti pidato terakhir dari CEO Nokia yang bilang,”Kita tidak
melakukan apapun yang salah, tapi entah bagaimana kita kalah.” Ini merupakan
pengingat bahwa dunia terus berubah dan kita tidak bisa terjebak dalam
kesuksesan masa lalu.
3.
Adaptasi
Perubahan dengan Cepat – Semakin cepat kita melepas keju lama, kita akan
mendapat keju yang baru. Mungkin ini
gambaran dari stasiun TV nasional yang terus berbenah ketika hampir kalah
dengan sosial media Youtube dalam menjaring peminat.
4.
Bersiap
untuk Berubah dan Nikmatilah – Keju akan terus bergerak- Bergeraklah bersama
Keju. Penyesuaian diri pada era
digitalisasi sangat dibutuhkan agar relevan sesuai dengan bidang dan kebutuhan
kita. Tidak menutup kemungkinan manual labour diganti dengan Robot.