“SILATURRAHMI MORINGA”
Pola hidup yang sehat tentunya menjadi idaman bagi setiap
masyarakat. Berbagai bentuk program dan kegiatan dilakukan oleh pemerintah atau
elemen dibawahnya dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat.
Moringa atau yang lebih dikenal “kelor”
oleh suku jawa ternyata memiliki manfaat yang sangat besar, tanaman
pengusir setan itu yang dikenal masyarakat jawa selama ini ternyata memiliki
manfaat yang luar biasa, selain untuk kuliner kelor juga bisa dimanfaatkan
untuk medis dan kecantikan hal tersebut sudah teruji nyata dari penelitian WHO
(world health organization).
Selasa 2 agustus 2016 tepatnya pukul
09.30 wib jajaran Camat Tanjunganom beserta Mahasiswa KKN UNDAR (univ.
pesantren tinggi darul ulum jombang) yang berjumlah 10 orang bersilaturahmi ke
POMOSDA dengan tujuan sowan Bapak kyai tanjung selain itu juga
mengutarakan ketertarikannya berbudidaya Moringa atau “kelor” dalam
bahasa jawa yang merupakan tanaman sejuta manfaat yang nantinya akan di ajarkan
ke masyarakat seluruh kecamatan tanjunganom.
Sambutan hangat juga di berikan oleh Bapak kyai tanjung dalam
menyambut kedatangan Pak Camat beserta mahasiswa UNDAR yang datang. Pak Camat
mengutarakan kembali maksud dan tujuannya ke POMOSDA yaitu ingin belajar
berbudidaya kelor dan juga membuat olahan dari tanaman kelor, dan kenapa kok di
pomosda karena pak camat tahu salah satu yang sudah berbudidaya dan memproduksi
produk turunan dari kelor di kab. Nganjuk salah satunya adalah POMOSDA dan juga
telah melakukan seminar tentang manfaat tanaman kelor.
Pak Camat juga mengutarakan Misinya, “saya ingin masyarakat seluruh
kec. Tanjunganom bisa menanam dan memanfaatkan tanaman kelor tersebut baik di
kebun ataupun dihalaman rumahnya, tentunya dalam melaksanakan misi itu saya
memiliki kendala, diantaranya minimnya pengetahuan masyrarkat akan banyaknya
manfaat dari tanaman kelor tersebut dan juga pola pikir masyarakat yang
mendoktrin tanaman kelor adalah tanaman yang bisa merontokkan ilmu dan pengusir
setan”, begitu pemaparan dari Pak Camat.
Disela pembicaraan, bapak kyai tanjung juga mulai memaparkan bahwa
kenapa masyarakat jawa mempunyai doktrin seperti itu. “Masyarakat jawa
khususnya telah dibodohi oleh doktrin yang menyatakan akan mistisnya tanaman
kelor itu, ada yang berpandangan tanaman kelor adalah tanaman setan, perontok
ilmu kanuragan dan lain sebagainya, hal tersebut adalah tipu daya pada jaman
penjajahan colonial belanda yang akan menghancurkan Indonesia dengan mendoktrin
dan menakuti masyarakat dengan kemistisan tanaman kelor tersebut sehingga
manfaat tanaman kelor tersebut tidak banyak diketahui dan tertutupi oleh
doktrin mistis itu”.
Mahasiswa UNDAR juga ikut andil dalam percakapan hangat tersebut
dengan melontarkan beberapa pertanyaan. “selain untuk sayuran, produk turunan apa
yang sudah diproduksi dari tanaman kelor tersebut Gus”, Tanya salah satu
mahasiswa.
Tidak perlu waktu lama untuk
menjawab pertanyaan tersebut, bapak kyai mulai permisi dan bangkit dari tempat
duduknya menuju dapur dan kembali lagi dengan membawa 2 piring kue dengan
bebrapa varian yang berbeda yang diambil dari kulkas.Terkagum dan terkesima
itulah ekspresi yang bisa digambarkan dari raut wajah pak camat dan para
mahasiswa. “ternyata tidak hanya kataya ya?, tapi memang benar di POMOSDA ada,
keren ini Gus”, celetuk pak camat sambil menikmati kue olahan dari kelor.
Para mahasiswa
UNDAR juga mengutarakan ketertarikannya akan olahan kelor yang nantinya bisa
mengembangkan kegiatan UKM dan KOPMA (koperasi mahasiswa) yang ada di
universitas.
Pembincangan pun berlanjut mengenai
sejauh mana program kelor di POMOSDA berjalan, Bapak kyai memaparkan program
pemberdayaan yang ada di POMOSDA, antusiasme pak camat dan mahasiswa dalam
menyimak menambah hangat suasana. Beberapa detik kemudian dalam hangatnya
obrolan, pak toyibin muncul dengan membawa nampan yang diatasnya terdapat
beberapa gelas minuman berwarna hijau tua, tidak salah lagi itu adalah teh
moringa . “nah ini juga adalah salah satu produk turunan dari olahan kelor yang
kami produksi, teh moringa”.papar bapak kyai sembari mempersilahkan untuk
mencicipi teh moringa.
“ lhooo.. ini
apa lagi, wah kalau begitu istri saya akan saya suruh belajar disini bersama
ibu ibu muslimatan dan PKK. Komplit semuanya ada ” ujar pak camat dengan nada
kagum.
“ wah kalau
begitu kami para mahasiswa juga ingin belajar Gus” tambah dari salah satu
mahasiswa. Bapak kyai pun mempersilahkan semuanya yang mau belajar bersama-
sama disini.
“O iya Gus, kami juga berencana
mengadakan lomba memasak dan membuat olahan kue dari kelor, nanti minta tolon
dari pomosda sebagai jurinya ya” tambah pak camat.
Bapak kyai pun
meng-iyakan maksud dari pak camat tersebut.
Obrolan pun berlanjut sampai akhirnya pukul 11.45 rombongan pak
camat beserta mahasiswa berpamitan pulang dan berjanji akan datang kembai lagi
ke POMOSDA. Sebelum pulang pak camat beserta para mahasiswa UNDAR meminta foto
bersama sebagai kenang-kenangan.
0 komentar:
Posting Komentar